Vitamin adalah senyawa organik yang digunakan oleh tubuh untuk berbagai proses metabolisme. Meski penting untuk banyak fungsi vital, orang dengan kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi perlu menghindari konsumsi suplemen vitamin dan herbal tertentu.

Siapa yang butuh suplemen vitamin?

Meskipun suplemen vitamin dirancang untuk meniru vitamin alami, mereka mungkin tidak memiliki komposisi kimia yang tepat seperti yang diterima melalui makanan. Para peneliti percaya lebih baik mendapatkan vitamin dari makanan itu sendiri kecuali vitamin seperti folat, yang lebih baik diserap oleh tubuh melalui suplemen daripada melalui makanan.

Namun, banyak orang mungkin tidak mendapatkan vitamin yang cukup dari diet normal mereka, dan mereka mungkin perlu mengonsumsi suplemen. Ini termasuk wanita hamil, ibu menyusui, orang yang mengonsumsi alkohol melebihi dosis yang dianjurkan, pengguna narkoba, dan lansia. Orang yang sedang diet ketat, atau pasien dengan alergi makanan dan masalah malabsorpsi seperti diare, cystic fibrosis, dan penyakit celiac mungkin juga perlu mengonsumsi suplemen vitamin.

Bagaimana vitamin mempengaruhi tekanan darah?

Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika tekanan darah yang dipompa ke dinding arteri lebih tinggi dari tingkat normal.

Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak vitamin dapat meningkatkan tekanan darah baik secara langsung mempengaruhi sistem kardiovaskular atau bahkan mengganggu obat tekanan darah. Suplemen tertentu seperti koenzim Q10 (ubiquinone) dan melatonin memiliki efek antihipertensi, yang dapat membantu menurunkan tingkat tekanan darah.

Oleh karena itu, penting untuk berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum memulai suplemen vitamin, terutama bagi orang yang menderita hipertensi atau pasien yang sedang menjalani pengenceran darah atau obat lain.

Vitamin dan herbal yang harus dihindari bila Anda memiliki hipertensi

Vitamin E – Ini adalah vitamin yang bertanggung jawab untuk melindungi dari kerusakan sel. Vitamin E mengurangi kemampuan tubuh untuk membentuk gumpalan darah. Karenanya vitamin dosis tinggi dapat meningkatkan risiko pendarahan setelah cedera atau pendarahan otak. Itu juga dapat meningkatkan risiko pendarahan bagi mereka yang menggunakan obat pengencer darah.

Vitamin K – Ini membantu pembekuan darah dan menjaga kesehatan tulang. Oleh karena itu, mengonsumsi suplemen vitamin K dapat mengganggu obat pengencer darah dan dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, serangan jantung, atau stroke.

Vitamin D – Sangat penting untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan mineral lainnya. Namun, overdosis vitamin D dapat menyebabkan hiperkalsemia, atau penumpukan kalsium tinggi yang tidak normal dalam darah, menyebabkan keracunan vitamin D. Gejalanya meliputi tekanan darah tinggi, aritmia jantung, gejala gastrointestinal, gagal ginjal, dan perubahan kondisi mental.

Arnica – Ini adalah ramuan yang terkadang digunakan untuk membumbui makanan. Ini bisa menjadi racun bila dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar. Arnica digunakan sebagai suplemen untuk nyeri yang disebabkan oleh osteoarthritis, perdarahan, memar, bengkak setelah operasi dan kondisi lainnya, walaupun belum ada penelitian yang cukup untuk mendukung manfaatnya. Tidak aman digunakan untuk diminum kecuali digunakan dalam pengenceran homeopati dan dapat menyebabkan masalah jantung, pusing, dan masalah medis lainnya.

Jeruk Pahit – Berasal dari ekstrak buah atau kulit jeruk pahit dan sering digunakan sebagai suplemen penurun berat badan dan produk performa olahraga. Meskipun penelitian menunjukkan laporan yang bertentangan tentang efek suplemen jeruk pahit, banyak kasus serangan jantung, stroke, dan angina dikaitkan dengan konsumsinya.

Guarana – Ramuan ini digunakan dalam minuman berenergi yang mengandung kafein. Penggunaan kafein yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung serta dapat menyebabkan gangguan irama jantung.

Meski penting untuk banyak fungsi vital, orang dengan kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi perlu menghindari konsumsi suplemen vitamin dan herbal tertentu. pixabay.com

Diterbitkan oleh Medicaldaily.com