Ketahanan Pangan Di Persepsi Para Capres

Ketahanan Pangan Di Persepsi Para Capres
Ketahanan Pangan Di Persepsi – Harga beras masih bergerak naik sepekan terakhir di beberapa daerah. Kenaikan terjadi meski pemerintah sudah menggelar operasi pasar di banyak wilayah. Beras Kualitas Bawah I dalam catatan Pusat Informasi online roulette Harga Pangan Strategis (PIHPS) naik Rp50 per kilogram menjadi Rp13.500, Kamis (19/10) dibandingkan Jumat (13/10).

Sementara Kualitas Bawah II malah naik Rp150 per kilogram, dari Rp13.200 menjadi Rp13.350.

Di kelas medium, harga naik Rp50 menjadi Rp14.650 untuk Beras Kualitas Medium I. Sementara, harga Beras Kualitas Medium II tak beranjak alias tetap Rp14.400. Sedangkan di kelas Super II, harga beras naik Rp50 menjadi Rp15.400, dan Super I tetap di angka Rp15.950 per kg.

Sepanjang tahun ini, harga beras sudah naik di atas 10%. Kenaikan terbesar dialami oleh harga beras kualitas bawah. Tepatnya, Beras Kualitas Bawah I mengalami kenaikan 17,39%, sementara Beras Kualitas Bawah II naik 19,19%.

Sementara, untuk Beras Kualitas Medium I, dari awal tahun hingga kini harga telah naik 16,26%. Lalu, Beras Kualitas Medium II naik 15,66%. Adapun Beras Super I dan Super II masing-masing naik 13,92% dan 13,23%.

Ketahanan Pangan Di Persepsi

Ditarik lebih ke belakang, rentetan kenaikan harga beras sudah terjadi sejak Agustus 2022. Bahkan, panen raya pada Maret 2023 tak mampu menjinakkan harga beras. Presiden Joko Widodo pada Selasa (14/3) sempat mengatakan pemerintah masih mencari penyebab harga beras masih merangkak naik meski sudah memasuki masa panen raya.

“Kan kita lihat masih panen raya, logikanya panen raya suplai banyak, mestinya harga turun. Nah, ini kok ndak? Ini yang baru kita cari,” katanya kala itu.

Pada akhir Agustus 2022, beras Kualitas Bawah II alias beras dengan harga paling murah masih dibanderol Rp10.500 per kilogram. Dus, hingga kini, kenaikannya telah mencapai 27,14%. Beras Kualitas Bawah I, harga pada akhir Agustus 2022 sebesar Rp10.800 atau telah naik 25%.

Lagi-lagi Kenaikan harga beras kelas bawah tersebut lebih tinggi dibandingkan kelas di atasnya. Berturut-turut, kenaikan harga per Kamis (19/10) jika dibandingkan dengan akhir Agustus 2022 adalah Medium II sebesar 22,55%, Medium I 22,59%, Super II 20,31% dan Super I 20,83%.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam beberapa kesempatan menyebutkan sederet alasan harga beras sulit dijinakkan. Mulai dari adanya ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi, kenaikan harga komponen produksi, hingga fenomena El Nino yang membuat kemarau kering berkepanjangan dan produksi padi melorot.

Kebijakan pemerintah India melarang ekspor beras menjadi pukulan lain yang turut membuat harga makin tak bersahabat. Kebijakan ini sontak membuat negara-negara– termasuk Indonesia–yang selama ini menggantungkan pemenuhan kebutuhan beras dari negeri asal Shah Rukh Khan itu kelabakan dan berebut impor dari negara lain.

Eksportir beras dari Thailand dan Vietnam dilaporkan merenegosiasi harga beras dalam kontrak setelah India mengeluarkan kebijakan menghentikan ekspor. Perkirakan volume beras yang yang direnegosiasikan mencapai 500.000 ton.

Maklum, India adalah negara eksportir beras terbesar dunia. Statista mencatat, pada 2022, India mengekspor 22,5 juta ton beras ke dunia, jauh lebih besar ketimbang eksportir terbesar kedua dunia, yakni Thailand, yang mengekspor 8,5 juta ton.